BREAKING NEWS


 

Majelis Kaum Betawi Gelar Kongres Istimewa, Bahas Revisi Perda dan Penguatan Peran Masyarakat Betawi


Jakarta
– Majelis Kaum Betawi (MKB) menggelar Kongres Istimewa di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta Timur, Sabtu (18/10/2025). Forum ini menghasilkan tiga keputusan strategis untuk memperkuat posisi dan peran masyarakat Betawi di tengah perubahan status Jakarta menjadi kota global.


Salah satu keputusan utama adalah mendorong revisi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi agar selaras dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024 tentang Provinsi Daerah Khusus Jakarta.


Ketua Wali Amanah MKB, Marullah Matali, mengatakan kongres tersebut merupakan tindak lanjut dari amanat Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung dan Rano Karno, agar masyarakat Betawi bersatu menghadapi transformasi Jakarta.


“Betawi adalah anak kandung Jakarta. Di tengah perubahan ini, kami harus semakin kuat, kompak, dan aktif memberikan kontribusi,” ujar Marullah.


Tiga Keputusan Strategis Kongres MKB


Dalam kongres tersebut, peserta menyepakati tiga keputusan penting, yakni:

Revisi Perda Nomor 4 Tahun 2015 agar sejalan dengan kebijakan nasional terkait kebudayaan dan status baru Jakarta.


Peneguhan status MKB sebagai satu-satunya wadah utama masyarakat Betawi yang menjunjung tinggi nilai budaya dan kebhinekaan.


Pengukuhan kepemimpinan, dengan menetapkan kembali Fauzi Bowo sebagai Ketua Dewan Adat MKB dan Marullah Matali sebagai Ketua Wali Amanah.


Momentum Silaturahmi dan Rekonsiliasi Betawi


Kongres yang diinisiasi oleh Bamus Betawi dan Bamus 1982 ini juga menjadi ajang silaturahmi dan rekonsiliasi besar antara berbagai organisasi dan tokoh masyarakat Betawi.


Ketua Steering Committee (SC) Kongres, Riano Ahmad, menegaskan pentingnya menyatukan langkah seluruh elemen Betawi di tengah perubahan regulasi nasional.


“Kongres ini menyatukan semua potensi Betawi untuk menyesuaikan diri setelah Jakarta tidak lagi menjadi ibu kota,” ujarnya.


Sementara itu, Ketua Organizing Committee (OC), H. Zainuddin alias Haji Oding, menyampaikan bahwa kongres dihadiri 171 dari 176 organisasi masyarakat (ormas) Betawi, termasuk tokoh masyarakat, sesepuh, alim ulama, dan perwakilan pemerintah.


Kemeriahan Budaya Betawi Warnai Kongres


Kegiatan kongres juga dimeriahkan oleh berbagai pertunjukan budaya khas Betawi, mulai dari orkes tradisional, pantun balas, kuliner khas, hingga busana adat. Suasana hangat dan penuh semangat tersebut mencerminkan tekad masyarakat Betawi dalam menjaga identitas budaya di tengah arus modernisasi Jakarta.

(OR-Rls)


Tim redaksi Mandiolinews


Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar