BREAKING NEWS


 

Kapolres Halsel Gagal Total! Polisi Bentrok dengan Massa, Dua Mahasiswa Luka, DPRD Bungkam


HALMAHERA SELATAN
, — Gelombang kekecewaan publik terhadap institusi kepolisian memuncak. Aksi demonstrasi mahasiswa dan masyarakat di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) pada Selasa (2/9/2025) berakhir ricuh setelah aparat kepolisian diduga melakukan tindakan represif. Sejumlah massa aksi terkapar dan mengalami luka-luka, termasuk dua mahasiswa yang harus dilarikan ke rumah sakit.


Tragedi ini memicu desakan keras agar Kapolres Halsel segera dicopot. Massa menilai pimpinan Polres gagal membina dan mengendalikan bawahannya.


“Kapolres Halsel sudah gagal total. Kalau masih ada rasa malu, mundur! Kalau tidak, Kapolda dan Mabes Polri harus segera mencopotnya,” tegas salah satu orator aksi di tengah kerumunan.


Demokrasi Dilecehkan, Rakyat Jadi Korban


Massa aksi menuding aparat kepolisian lebih memilih menggunakan kekerasan daripada berdialog. Mahasiswa dan warga yang datang untuk menyampaikan aspirasi justru diperlakukan layaknya musuh.


“Kami datang dengan tangan kosong, tapi pulang dengan tubuh penuh luka. Ini bukti kepolisian di Halsel sudah kehilangan wajah kemanusiaannya,” ujar seorang mahasiswa korban pemukulan.


Para demonstran menilai, peristiwa ini menjadi tamparan keras bagi citra kepolisian di Halsel. Bagi mereka, demokrasi seolah dilecehkan ketika rakyat justru dipukul saat menyampaikan pendapat.



DPRD Halsel Bungkam, Wakil Rakyat Dinilai Gagal


Di tengah meningkatnya ketegangan, sikap Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Halsel justru memantik kemarahan publik. Lembaga legislatif yang seharusnya menjadi penyambung suara rakyat dinilai memilih diam seribu bahasa.


“DPRD Halsel sudah kehilangan keberpihakan. Mereka tutup mata atas penderitaan rakyat. Kalau begini, untuk apa ada DPRD?” kecam salah seorang orator aksi.


Sikap bungkam DPRD memunculkan persepsi bahwa wakil rakyat tidak berdiri di sisi masyarakat. Kritik keras juga datang dari kalangan tokoh masyarakat.


Krisis Kepemimpinan, Rakyat Bergerak Sendiri


Sejumlah tokoh masyarakat Halsel menilai, insiden ini menunjukkan krisis kepemimpinan di daerah. Kepolisian dinilai gagal mengayomi rakyat, sementara DPRD gagal menyuarakan aspirasi publik.


“Kepolisian gagal menjaga keamanan, DPRD gagal membela rakyat. Akibatnya, masyarakat berjalan sendiri memperjuangkan haknya. Jika dibiarkan, ketidakpercayaan ini bisa meledak menjadi konflik sosial yang lebih besar,” ujar salah seorang tokoh masyarakat Halsel.


Polres dan DPRD Bungkam, Tekanan Publik Meningkat


Hingga berita ini diterbitkan, Polres Halsel belum memberikan keterangan resmi terkait jatuhnya korban luka, sementara DPRD Halsel tetap memilih diam. Sementara itu, tekanan publik semakin besar dan tuntutan pencopotan Kapolres Halsel kian tak terbendung.


Rakyat kini menunggu langkah nyata dari Kapolda Maluku Utara, Mabes Polri, maupun DPRD Halsel. Publik menegaskan, jika semua pihak terus bungkam, ketidakpuasan masyarakat dikhawatirkan akan memicu gejolak yang lebih besar.


Redaksi Mandiolinews


Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar