Eco Bhinneka Muhammadiyah Tingkatkan Kapasitas Komunitas untuk Perkuat Peran Pemuda dan Perempuan
TERNATE – Eco Bhinneka Muhammadiyah menggelar kegiatan peningkatan kapasitas organisasi dan komunitas mitra (Partner Eco Bhinneka/PEKA) pada Sabtu, 31 Mei 2025. Kegiatan ini bertujuan memperkuat kapasitas para mitra dalam mengelola komunitas secara inklusif dan mandiri, khususnya dalam mengangkat peran pemuda dan perempuan dalam isu keberagaman dan ekologi.
Kegiatan ini dilaksanakan menjelang berakhirnya program Eco Bhinneka Muhammadiyah. Ditekankan pentingnya regenerasi agar nilai-nilai program tetap tersebar di masyarakat, terutama dalam memperkuat kontribusi pemuda dan perempuan lintas iman sebagai penggerak perdamaian dan pelestarian lingkungan.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah mendorong partisipasi aktif pemuda dan perempuan dalam pengambilan keputusan serta membangun jejaring kolaboratif antar-stakeholder.
Regional Manager Eco Bhinneka, Usman Mansur, dalam sambutannya menyampaikan harapan agar meskipun program segera berakhir, kolaborasi yang telah terjalin tetap berjalan dan bahkan diperkuat.
"Generasi penerus program harus terus tumbuh di tengah masyarakat, agar peran pemuda dan perempuan tetap eksis serta mengakar dalam memperjuangkan keberagaman dan pelestarian lingkungan. Pemuda menjadi jembatan pengetahuan bagi sesama," ujarnya.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Kota Ternate, Dr. Hi. Rizal Marsaoly, SE, MM, yang menyampaikan apresiasi atas kontribusi Eco Bhinneka Muhammadiyah selama lebih dari tiga tahun terakhir.
"Program ini telah memberikan dampak signifikan dalam merawat kerukunan dan melestarikan lingkungan. Melalui pendekatan lintas iman dan pemberdayaan pemuda serta perempuan, Eco Bhinneka telah membantu memperkuat program pemerintah," kata Rizal.
Ia menambahkan bahwa tagline "Merawat Kerukunan, Melestarikan Lingkungan" sejalan dengan visi Pemkot Ternate dan perlu dilanjutkan meskipun program telah berakhir.
"Kolaborasi harus tetap berjalan untuk memperkuat kebijakan dan menjaga harmoni di Kota Ternate," pungkas Rizal.
Sri Pujiastuti, perwakilan dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Maluku Utara, juga menyampaikan kebanggaannya terhadap capaian program ini. Ia menekankan bahwa keberagaman Indonesia adalah kekuatan yang harus dijaga, sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 Pasal 29 dan sila ketiga Pancasila.
"Program ini berhasil membentuk komunitas pemuda dan perempuan lintas iman, Dusun Tabangga di Kelurahan Sulamadaha, Komunitas Wanita Peduli Lingkungan (WAPEULI), serta menerbitkan buku Perempuan-perempuan Penggerak Perdamaian. Ini pencapaian yang sangat membanggakan," ujarnya.
Ketua Komisi I DPRD Provinsi Maluku Utara, Nazla, juga menekankan pentingnya isu lingkungan sebagai titik temu berbagai latar belakang masyarakat.
"Lingkungan adalah isu universal yang menyatukan kita semua tanpa memandang latar belakang. Ketika berbicara lingkungan, kita bicara tentang kesamaan, bukan perbedaan," tegas Nazla.
Senada dengan itu, Asghar Saleh menyoroti pentingnya menanamkan nilai toleransi sejak dini.
"Toleransi adalah kebiasaan, cara kita menghormati sesama yang berbeda. Empati dan kebersamaan harus ditumbuhkan dalam kehidupan sehari-hari," ungkapnya.
Sementara itu, Dr. Tati Sumiati dalam pemaparan materinya menegaskan pentingnya perencanaan strategis dalam pengelolaan program.
"Program harus dirancang dengan target yang terukur, identifikasi masalah, penetapan indikator, serta evaluasi dan tindak lanjut. Tanpa itu, arah program tidak akan efektif dan akuntabel," jelasnya.
Di akhir acara, Marias Koupun, Ketua PEKA Muhammadiyah, menyampaikan harapannya agar kolaborasi lintas iman, lintas generasi, dan lintas sektor terus terjalin demi menciptakan lingkungan yang hijau dan harmonis.
"Dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, mari kita terus bersinergi untuk menjalankan program-program yang mengangkat isu lingkungan dan keberagaman secara berkelanjutan," tutup Marias.
