BREAKING NEWS


 

Sultan Tidore Tegas Tolak Pemisahan Sofifi: "Ini Tanah Leluhur, Jangan Diobok-obok"


Tidore, 17 Juli 2025
— Sultan Tidore ke-37, H. Husain Alting Sjah, dengan tegas menolak upaya pemisahan Sofifi dari Kota Tidore Kepulauan. Dalam orasinya saat Apel Siaga yang digelar Presidium Rakyat Tidore di halaman Kedaton Kesultanan Tidore, Kamis (17/7), Sultan menegaskan bahwa Sofifi dan seluruh wilayah Oba adalah bagian tak terpisahkan dari Kesultanan Tidore.


“Sofifi adalah amanah leluhur. Tanah yang tersisa ini harus dijaga dan dicintai. Wahai orang-orang yang datang ke Sofifi, jangan mengadu domba. Sejak dahulu, Sofifi, Oba Utara, hingga Oba Selatan adalah milik Kesultanan Tidore,” tegas Sultan di hadapan massa aksi.


Sultan Husain juga mengingatkan sejarah perjuangan berdarah dalam memisahkan Provinsi Maluku Utara dari Provinsi Maluku. Ia menyebut, dirinya adalah saksi hidup dari tarik ulur penentuan ibu kota provinsi yang saat itu diperebutkan antara Tidore dan Ternate.


“Perjuangan kami agar ibu kota Provinsi Maluku Utara berada di Tidore sangat berat. Saat pemerintah pusat menetapkan ibu kota definitif di Sofifi sebagai bagian dari Kota Tidore, proses pemindahannya pun tidak mudah.


 Saya bahkan mendesak langsung Penguasa Darurat Sipil saat itu agar segera memindahkan pusat pemerintahan ke Sofifi,” jelasnya.


Menurut Sultan, setelah Tidore memberikan banyak untuk bangsa—termasuk kontribusinya terhadap Papua dan Halmahera Tengah—kini justru tanahnya sendiri yang ingin dipisahkan tanpa menghormati sejarah dan kearifan lokal.


“Tidore telah memberikan banyak. Kini tinggal tanah ini yang ingin diobok-obok. Siapa pun Anda, jika merasa orang Tidore, jangan tinggal diam. 


Jangan tidur dengan keadaan seperti ini,” ucapnya dengan nada tegas.

Ia juga mengingatkan Presiden RI, Prabowo Subianto, agar mencermati secara serius rencana pemekaran wilayah tersebut.


“Bapak Presiden, tolong kaji baik-baik. Orang yang paling cinta Republik ini adalah orang Tidore,” katanya.


Menutup orasinya, Sultan mengajak seluruh masyarakat Tidore untuk menjaga warisan leluhur dan tidak membiarkan amanah sejarah dirampas.


“Bangkit dan pikul amanah ini di atas tangan sendiri. Jangan biarkan tanah ini dirampas oleh kepentingan sesaat,” pungkasnya.


Tim Mandiolinews


Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar